Beberapa Kesalahan Yang Dilakukan Oleh Pebisnis Pemula

Sebagai seorang pebisnis pemula tentu tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Justru masalah yang paling berat seringkali dihadapi oleh seorang pebisnis pemula. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan seperti tidak berani memulai. Tidak berani memulai ini maksudnya tidak berani memulai sesuatu yang baru. Selain itu tidak punya mentor atau guru sebagai tempat berkonsultasi. Kemudian yang terakhir adalah tidak mau berinvestasi lebih. Biasanya lebih senang yang gratisan untuk mengembangkan bisnisnya.

Pertama, Tidak berani memulai

Ketika kita terlalu santai dan selalu takut untuk memulai, jutaan orang di luar sana sudah mendapatkan penghasilan yang tidak kecil dari karyanya. Nah, perlu juga memikirkan berapa usia kita sekarang? Sudah berbuat apa saja? Yakin masih mau malas-malasan? Ayo kita berpikir lagi. Tentu akan ada jutaan alasan untuk selalu menunda. Yah, memang ya paling susah adalah mengalahkan diri sendiri. Ada seorang teman, dia adalah seorang perempuan. Dia sama sekali tidak bisa desain tetapi dia ingin sekali punya bisnis di bidang desain. Kalau ini menjadi alasan, mungkin saja dia tidak akan berani untuk memulai bisnisnya.

Harus berani menangkap peluang

Kemudian dia berpikir, jika dia tidak bisa desain dia harus mencari temannya yang bisa desain. Lalu dia berpikir untuk usaha kaos. Kaosnya di desain dengan apa yang dia pikirkan. Seorang teman ini sangat suka dengan bulutangkis. Kemudian dia membuat baju bertema bulutangkis yang pada saat itu sangat jarang sekali orang menjualnya. Orang lebih banyak yang menjual kaos sepak bola. Pada saat itu belum ada orang yang terpikirkan untuk menjual kaos bulutangkis. Akhirnya dengan seluruh keberaniannya, dia mengajak temannya yang bisa desain untuk menjalankan bisnis bersama. Karena dia berhasil melawan ketakutan tersebu, suatu hari dia di panggil oleh kementerian olahraga pada momen ASIAN Games untuk membuka stand.

Dan tahukah kamu? Penghasilan perharinya pada saat itu mencapai Rp 30 juta. Suatu penghasilan yang sangat besar untuk usaha yang baru berdiri. Tentu kalau dia tidak berani untuk memulai atau dia tetap bermalas-malasan dengan segala alasannya, dia tidak akan mendapatkan itu semua. Jadi, beragam alasan yang biasanya membuat kita sering menunda action  bisa kok diatasi. Percaya deh.

Ada satu teman lain lagi. Dia seorang laki-laki. Sampai saat ini dia sudah mempunyai beberapa outlet dengan hanya menjual susu murni. Pertama kali dia bisa membuka usahanya ini adalah dengan dia bekerja sampingan sambil kuliah. Dia berpikir ketika dia bekerja di tempat orang lain itu artinya dia membangun mimpi orang lain. Menurutnya saat itu tidak masalah. Karena dia mendapatkan ilmu di tempat itu dan mempunyai visi jangka panjang untuk diterapkan di tempat usahanya.

Berani mengambil keputusan dengan cepat

Pada akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri kecil-kecilan. Rezeki orang tidak ada yang menyangka. Suatu ketika dia mendapatkan tawaran untuk membuka stand di suatu acara bazar. Tanpa berpikir terlalu panjang, dia memutuskan untuk berani mengambil tawaran tersebut. Walaupun pada saat itu biaya sewanya selama kurang lebih satu minggu juga terhitung agak mahal. Saat itu biaya sewanya sekitar Rp 5 juta. Saat itu dia tidak tau akan untung atau rugi.

Naluri wirausahanya keluar dan mendorongnya untuk mengambil segala resiko yang akan terjadi. Saat hari H, pengunjung bazar ternyata banyak dan untung dia berani mengambil peluang itu. Dia mendapatkan laba bersih Rp 15 juta dalam waktu empat hari. Jadi kalau di pikir tentu dapat menutup biaya sewa yang dia keluarkan. Pelajarannya adalah semakin kita takut dan tidak mengeluarkan apa-apa. Pasti kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Tetapi kalau kita melakukan sesuatu dan katakanlah yang terburuk adalah rugi. Pasti ada hal yang kita ambil yaitu pengalaman. Pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Kedua, Tidak punya mentor

Setiap kita ingin belajar sesuatu tentu membutuhkan guru untuk memberikan gambaran dan arahan. Cobalah mencari guru atau mentor sebanyak-banyaknya. Kenapa harus banyak? Yang pertama, kita mungkin akan merasa tidak tahu terlalu banyak sebagai seorang pebisnis pemula. Maka carilah mentor sebanyak-banyaknya sampai kita menemukan jawaban dan solusi atas masalah kita. Salah satu kesalahan pebisnis pemula adalah tidak punya guru. Ibaratnya kita adalah anak kecil yang baru mulai berjalan. Tentu juga belum tahu bagaimana seluk-beluknya dalam berbisnis. Hal ini biasanya dialami oleh mereka yang sudah menyelesaikan masalah pertama yaitu keberanian. Setelah berani memulai pasti akan mengalami hambatan di tengah jalan.

Nah pada saat itu pasti akan sangat bingung mau bertanya kepada siapa. Inilah pentingnya guru atau mentor. Kita bisa mengambil satu sosok yang cocok dengan kita. Atau juga bisa mencari banyak sosok dengan keahlian di masing-masing bidangnya. Ikuti banyak komunitas bisnis untuk mendapatkan link mentor. Harus benar-benar berani, jangan sampai minder ya. Tantanglah dirimu untuk berani bergerak karena itulah salah satu mental pengusaha sukses.

Ketiga, takut dan tidak mau investasi lebih

Suka atau tidak suka, saya dengan jujur mengatakan bahwa banyak orang yang masih enggan berinvestasi. Baik itu investasi uang, buku, seminar, mentoring, dan sebagainya. Padahal investasi-investasi ilmu khususnya sangat tidak ternilai harganya. Ketika kita kehilangan uang untuk mendapatkan ilmu maka uang masih bisa kita cari lagi. Lebih baik kehilangan uang satu sampai dua juta untuk investasi buku bisnis dari pada bangkrut satu atau dua milyar karena tidak tahu ilmunya.

Tidak mau berinvestasi berarti siap rugi

Seorang pebisnis yang tidak mau berinvestasi berarti harus siap rugi. Biaya untuk mengikuti seminar bisnis biasanya cukup mahal. Ada yang gratis, ada yang lima ratus ribu bahkan sampai ada yang belasa juta. Seorang owner tugasnya adalah belajar, jangan terlalu banyak di hal-hal teknis. Hal ini karena hal-hal teknis harusnya cukup bisa dikerjakan oleh bawahan kita. Harus berani menginvestasikan uang, tenaga, dan waktu untuk belajar. Agar bisnis kita bisa terus survive dan berkembang. Ada seorang teman yang juga terjun di dunia bisnis. Dia mempunyai uang 60 juta. Sayangnya dia tidak menggunakan uang tersebut dengan perhitungan yang matang. Di tambah lagi dia tidak bisa menggunakan prioritas anggaran. Juga tidak punya mentor, tidak punya pengetahuan, dan lain sebagainya. Hanya bermodal keyakinannya saja. Dia kemudian mengambil langkah untuk membeli barang sebanyak-banyaknya.

Suatu hari dia mentok di penjualan. Dia sudah tidak punya cara lagi untuk menjual barangnya yang masih tersisa banyak. Kemudian dia sadar, apalah arti uang yang banyak jika dia tidak tahu cara pemasarannya. Ini masuk kedalam pembahasan investasi ilmu. Ingatlah semua ada ilmunya. Seorang owner boleh terjun di tugas-tugas teknis namun jangan terlalu lama. Karena hal itu malah akan membuat bisnis tidak bisa berkembang. Sebaiknya jangan takut untuk merekrut orang. Serahkan pekerjaan teknis kepada orang itu dan sebagai owner kita fokus untuk mengembangkan usaha.

Novian Pambudi

My full-time job as a full-stack digital marketer at Visionic Indonesia. I create digital strategy plans, serve digital marketing consultants to clients, and do website development support.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments